Berikut 6 Jenis Vaksin Anak yang Harus Diberikan kepada Bayi, Kenali Efeknya setelah Pemberian Vaksin

Pelajari beberapa jenis vaksin wajib untuk anak yang harus diperhatikan orang tua.

Imunisasi adalah proses pembentukan dan peningkatan imunitas tubuh terhadap penyakit menular tertentu.

Cara untuk memicu kekebalan tersebut adalah dengan memberikan vaksin.

Vaksin berasal dari kuman yang dilemahkan atau diredam.

Imunisasi wajib adalah imunisasi yang harus diperoleh anak sebelum usia 1 tahun.

Indonesia mengenal konsep imunisasi rutin, yang terdiri dari dua jenis imunisasi, yaitu imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan.

Pelaksanaan kedua jenis imunisasi anak tergantung pada usia anak.

Anak-anak membutuhkan imunisasi dasar sebagai tindakan pencegahan utama.

Imunisasi tingkat lanjut tidak kalah penting untuk menjaga imunitas tubuh yang optimal seiring  bertambahnya usia.

Selain itu, ada reimunisasi atau booster sebagai penguat imunitas.

Setiap jenis imunisasi harus diberikan sesuai dengan jadwal untuk memberikan efek perlindungan maksimum terhadap penyakit.

Jenis imunisasi anak

Kepatuhan terhadap imunisasi wajib ini terbukti aman dan bermanfaat dalam melindungi anak-anak dari penyakit sekaligus mencegah penularan penyakit kepada anak-anak lain.

Melakukan imunisasi pada anak tidak menutup kemungkinan adanya alergi dalam tubuh, oleh karena itu, orang tua juga perlu mengetahui efek samping atau alergi yang mungkin muncul pada anak.

Berikut adalah beberapa efek samping dan reaksi imunisasi yang berbeda pada anak-anak tergantung pada jenis vaksin yang diberikan.

Kenali gejala reaksi yang masih tergolong normal dan perlu penanganan lebih lanjut oleh dokter.

Imunisasi vaksin campak dan rubella (MR)

Imunisasi MRI terdiri dari dua vaksin yang berbeda, yaitu vaksin campak dan rubella, di mana setiap vaksin memiliki reaksi yang berbeda dalam tubuh anak.

Pada vaksin campak, biasanya penyuntikan vaksin dapat menyebabkan demam dan ruam yang biasanya terjadi sekitar 6-12 hari setelah penyuntikan, demam ringan di bawah 39,5 derajat celcius juga dapat terjadi selama 2-3 hari.

BACA JUGA :  Makanan yang Bisa Diberikan pada Anak

Ruam merah pada bagian tubuh selama 2-3 hari dan tidak menyebar dan tidak memerlukan perawatan khusus.

Namun, segera hubungi dokter jika ruam berubah menjadi bintik-bintik darah dan berlangsung lebih dari 3 hari.

Sementara pada imunisasi dengan rubbela, biasanya tidak menimbulkan reaksi serius, hanya rasa sakit di lokasi pemberian suntikan imunisasi.

Imunisasi polio

Dalam pemberian vaksin polio, tidak memberikan reaksi spesifik, hanya nyeri otot pada bagian yang disuntikkan.

Difteria imunisasi , tos ferina, tétanos (DPT)

Imunisasi campak dan rubella (MR) diberikan sebagai tindakan pencegahan terhadap penyakit campak dan rubella yang mudah menular.

Kedua penyakit tersebut disebabkan oleh infeksi virus yang berisiko menimbulkan komplikasi, mulai dari diare berat, infeksi telinga, pneumonia hingga kerusakan otak.

Beberapa reaksi pemberian vaksin DPT yang dapat diimunisasi adalah:

– Di tempat suntikan dapat menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kemerahan (efek samping utama), dimulai dalam 12 jam pertama

– Demam muncul pada hari pertama penyuntikan hingga berlangsung 3 hingga 7 hari

– Kantuk ringan (1-2 hari)

– Rewel (1-2 hari)

Imunisasi hepatitis B (HB)

Imunisasi dengan  vaksin hepatitis B (HB) tidak menghasilkan reaksi yang parah, pada beberapa anak mungkin ada reaksi  dalam  bentuk demam ringan dan nyeri di area tempat suntikan.

Namun, orang tua harus memperhatikan gejala demam yang timbul setelah pemberian vaksin ini kepada  bayi di bawah usia dua bulan dan segera berkonsultasi dengan dokter.

Imunisasi terhadap influenza hemophilus tipe B (Hib)

Dalam pemberian vaksin Hib dalam imunisasi anak sebenarnya tidak melaporkan reaksi serius.

Reaksi paling umum terhadap imunisasi ini adalah rasa sakit di tempat suntikan atau demam.

Berikut adalah beberapa gejala dan reaksi yang biasanya muncul dan beberapa reaksi yang harus diperhatikan oleh orang tua.

BACA JUGA :  Pola makan bayi salah, adalah seperti berikut ini. Segera ubah kebiasaan tersebut demi kesehatan dan masa depan anak.

Jangan lupa untuk segera mengikuti kegiatan BIAN yang diselenggarakan oleh pemerintah, karena acara ini diadakan secara gratis untuk menciptakan sistem imun yang kuat  bagi  anak-anak.

You May Also Like

About the Author: admin